Home » News archive

Menimbulkan pertanyaan tersediri memang ketika mendapati fakta bahwa di Jepang, negara yang dikenal memiliki etos kerja yang tinggi ini, diperingati Hari Tempe setiap tahunnya. Dimana pada peringatan tersebut seluruh masyarakat diharuskan untuk mengkonsumsi tempe. Sementara itu, di Indonesia; negeri dimana tempe itu berasal, bukan saja tidak ada peringatan semacam itu, bahkan Tempe sering kali menjadi masalah nasional lantaran ketersediaan kedelai yang minim. 

Indonesia setiap tahunnya harus mengimpor kedelai sebanyak kurang lebih 1,7 juta ton untuk menutupi kebutuhan kedelai Indonesia yang sebesar 2,4 juta ton pertahun. Padahal Indonesia adalah negara Agraris dan bahkan memiliki sedikitnya 14 jenis kedelai berkualias. Diantaranya: Wilis, Argomulyo, Burangrang, Anjasmoro, Kaba, Tanggamus, Sinabung, Panderman, Detam-1, Detam-2, Grobogan, Gepak Ijo, Gepak Kuning, SHR/Wil-60.Di tahun 20011 bahkan total impor kedelai Indonesia di tahun itu melonjak sangat tinggi. Dari Amerika Serikat Indonesia mengimpor sebanyak 1.847.900 ton, Malaysia 120.074 ton, Argentina 73.037 ton, ... Read more »

Category: Uncategory | Views: 716 | Added by: edy | Date: 2012-07-27 | Comments (0)

TEMPO.CO, Jember - Dari tiga jenis kacang koro, peneliti dari Universitas Jember (Unej), Jember, Jawa Timur, menemukan bahan baku pangan baru berupa tepung kaya protein. Tak hanya memiliki kandungan protein tinggi, tepung kacang koro ini juga bisa menurunkan kadar gula darah penderita diabetes.

Dengan tepung kaya protein ini, Ahmad Nafi’, S.TP, MP, dosen dan peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian Unej, berharap dapat menjadi solusi alternatif bagi permasalahan ketahanan pangan nasional dan penyakit kencing manis (diabetes). Nafi' mulai meneliti proses pembuatan protein rich flour (PRF) sejak 2004.

Ada tiga jenis kacang koro yang diteliti, yakni kacang komak (L. purpureous Sweet), kacang kratok (P. lunatus), dan koro pedang (C. ensiformis). Tiga jenis kacang koro itu tumbuh melimpah di Indonesia, dan selama ini hanya ... Read more »

Category: Uncategory | Views: 741 | Added by: edy | Date: 2012-07-18 | Comments (0)

OBESITAS
Obesitas adalah kelebihan berat badan akibat penumpukan lemak pada jaringan tubuh sudah melebihi batas normal. Kegemukan membuat tubuh cepat lelah jika dipakai bekerja keras, debar jantung lebih kencang serta pernafasan terganggu.

Juga dapat menjadi pemicu munculnya penyakit berat seperti : Diabetes, hipertensi, jantung, paru-paru, hati dan ginjal serta membuat kurang percaya diri karena tubuh tidak indah, terutama bagi wanita.

Munculnya berbagai penyakit itu disebabkan karena tempat penimbunan cadangan makanan (Lemak) sudah penuh sehingga kelebihan cadangan makanan yang masih tersisa akan disimpan ditempat yang tidak lazim yaitu disekitar organ penting seperti jantung, ginjal dan hati sehingga dapat menggangu fungsi organ tersebut.

Sebuah penelitian menemukan bahwa ada gen khusus dalam kromosom 15 yang mengatur terjadinya proses peradangan yang dapat mengakibatkan kerusakan sel. Kerusakan sel yang terjadi akan menyebabkan gang ... Read more »
Category: Uncategory | Views: 719 | Added by: edy | Date: 2012-07-09 | Comments (0)

Swami Vivekananda: Aku menerima semua agama yang datang dari masa lalu, aku dapat beribadah bersama-sama mereka; memuja Tuhan dengan setiap orang diantara mereka, dalam bentuk apapun Tuhan dipuja. Aku bisa mendatangi masjid kaum Muslim; aku bisa memasuki gereja kaum Nasrani dan berlutut di depan Salib Yesus; Aku bisa memasuki bidara kaum Buddhis dan akan berlindung pada Buddha dan Hukumnya. Aku bisa pergi ke dalam hutan dan duduk bermeditasi bersama kaum Hindu, yang sedang berusaha menemukan Cahaya yang dapat menerangi hati setiap orang. 

Bukan saja bisa melakukan itu semua, aku pun bisa membuat hatiku tetap membuka diri pada segala sesuatu yang kelak datang di masa depan. Apakah kitab suci Tuhan sudah tamat? Ataukah masih terdapat wahyu yang sedang berlangsung? Sebuah kitab yang menakjubkan - segala pengungkapan spiritual dari dunia ini. Kitab Injil, Veda, Qur'an dan berbagai kitab-kitab suci lainnya terdiri dari begitu banyak halaman, dan masih terdapat jumlah halaman yang tidak terbatas yang belum dibuka. Aku akan membiarkannya terbuka bagi semua orang.

... Read more »
Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 768 | Added by: edy | Date: 2012-07-07 | Comments (0)

Dalam hal pelaksanaan prosesi pernikahan, apakah seseorang hendak melangsungkan prosesi pernikahannya dengan tradisi adat Jawa, dengan tradisi adat Sunda, dengan tradisi adat Betawi, dengan tradisi adat Bima, dengan tradisi adat Batak, dengan tradisi adat Aceh, dengan tradisi adat Padang, atau dengan tradisi adat daerah manapun, semuanya boleh dan syah. Selama ada aqad nikah di dalamnya dan selama ada ijab kabul dan persaksiaan.

Menurut hemat saya, dalam kasus prosesi pernikahan tersebut di atas, kita dapat menarik pengertian tentang Bhineka Tunggal Ika. Tentang bagaimana yang beraneka ragam tersebut, sesungguhnya hakikinya adalah satu. Dan tentang bagaimana yang satu itu sesungguhnya dapat mewujud dalam ragam bentuk dan nama.

Dan saya rasa hal yang demikian itu juga berlaku dalam keragaman tradisi agama. Hemat saya, dengan tradisi agama manapun kita menyembah-Nya, kita memuji-Nya, mengagungkan-Nya, hal itu adalah boleh dan syah. Sejauh itu membuat kita makin dekat kepada-Nya dan membuat kita makin menjadi manusia yang baik dan berguna bagi sesama. Kita ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 756 | Added by: edy | Date: 2012-07-07 | Comments (0)

Muhamad SAW: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Al Bukhari).

Nampak dari hadist di atas bahwa yang menjadi concern Nabi Muhammad adalah di membangun akhlak manusia; di membangun moral; di membangun budi pekerti. Kita setuju untuk mengatakan bahwa Islam adalah jalan yang dipakai Nabi Muhammad untuk membangun ahlak manusia. Namun perlu kita cermati juga isi hadist di atas, dan kemudian bertanya kenapa kalimat yang dipilih beliau adalah membangun ahlak dan bukan membangun Islam, atau kalimat yang lain misalnya. Padahal jelas-jelas 23 tahun lamanya beliau tanpa lelah membangun dan membesarkan Islam. 

Hemat saya, kenapa kalimat tersebut yang dipilih adalah lantaran tidak ada yang lebih pent ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 628 | Added by: edy | Date: 2012-07-07 | Comments (0)

Kita menyebutnya kalung, menyebutnya gelang, menyebutnya cincin, menyebutnya anting, dan menyebutnya giwang adalah karena bentuk. Bentuklah yang telah membuat kita menyebutnya secara bebeda. Tentu kita dapat untuk sepakat bahwa kalung, gelang, cincin, anting dan giwang, mereka berbeda satu sama lainnya. Namun tentu kita juga tidak bisa untuk tidak sepakat bahwa esensi mereka adalah sama. Sama-sama emas. Teliti mereka satu persatu dan kita akan melihat esensi dari kesemuanya yang serupa. Atau lebur mereka dalam api peleburan dan saksikan mereka kembali ke jati diri mereka yang serupa.

Islam, Nasrani, Hindu, Buddha, dan Khonghucu punya esensi yang sama. Teliti, pelajari, dan kenali mereka satu persatu, atau beri jalan dan relakan mereka semua lebur dalam Pancasila. Kedua cara tersebut sama-sama akan menunjukkan kepada kita esensi mereka yang satu.

DAN PADA AKHIRNYA KITA SEMUA AKAN TAHU BAHWA PANCASILA ADALAH NILAI-NILAI HAKIKI DARI SETIAP AGAMA.

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 753 | Added by: edy | Date: 2012-07-06 | Comments (0)

Melalui sudut pandang Pancasila, di panggung Indonesia Raya ini, agama-agama dapat kita ibaratkan seperti beragam alat musik dalam sebuah orkestra. Masing-masing agama mewakili alat musik tertentu. Mereka semua jelas berbeda dan masing-masing mempunyai karakteristiknya tersendiri yang unik. Namun walaupun demikian perbedaan yang mereka miliki sesungguhnya hanyalah dalam bentuk dan karakteristiknya saja. Esensi mereka sesungguhnya sama adanya. Mereka mempunyai dan menghasilkan nada-nada yang sama. Dan ketika mereka bersedia bermain besama dalam satu irama yang sama, mereka akan menghasilkan irama musik yang jauh lebih meriah dan sempurna ketimbang mereka bermain sendiri-sendiri. Bayangkan jika dalam satu tempat yang sama dihadiri oleh para pemain musik dengan alat-alat musik mereka yang berbeda, dan mereka semua bermain dengan irama dan lagu mereka masing-masing. Kita bisa bayangkan betapa tidak enaknya dan bisingnya gema yang mereka hasilkan. 

Panggung Indonesia Raya ini memerlukan dirigen untuk mengharmonikan nada dan  irama dari semua yang menjadi ba ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 804 | Added by: edy | Date: 2012-07-03 | Comments (0)

Namanya adalah Roti. Dibuat dari tepung, mentega, telur, gula, sedikit garam, dan ragi. Meskipun ada tepung padanya, ada mentega, ada telur, ada gula, ada sedikit garam, dan ada ragi, namun saat telah menjadi roti, dia hanya boleh disebut roti. Tidak bisa dan tidak boleh disebut tepung, meskipun dari tepung ia dibuat. Tepung telah kehilangan dirinya, kehilangan identitasnya. Tidak bisa dan tidak boleh disebut mentega, meskipun terkandung mentega padanya. Tidak bisa dan tidak boleh juga disebut yang lainnya. Kesemuanya telah lebur, menyatu, kehilangan diri dan identitasnya. Mereka telah lahir dalam identitas baru mereka, yaitu roti. Dan ketika telah menjadi roti, mungkinkah kita dapat memisahkan kembali tepung dari roti? Mustahil! Dapatkah kita mencabut gula dari roti? Semua upaya tersebut hanya akan berujung pada kehancuran. 

Pancasila adalah Pancasila. Pancasila diformulasi dari kondisi dan perasaan rakyat Indonesia serta nilai-nilai yang terkandung dalam bangsa Indonesia. Pancasila tidak bisa disebut Islam atau milik Islam, meskipun pengaruh Islam dalam Pancasila cukup besar. Pancasila juga ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 772 | Added by: edy | Date: 2012-07-02 | Comments (0)

Umat manusia tidak bisa disatukan dalam dan atas nama suatu agama. Umat manusia hanya dapat disatukan dalam dan atas nama kemanusiaan yg adil dan beardab yg berlandaskan pada ketuhanan yg Maha Esa. Karena agama hari ini telah dipahami secara salah dan menyimpang oleh para penganutnya. Agama yang seharusnya menjadi alat pemersatu bagi umat manusia, malah seringkali menjadi sebab perpecahan umat manusia. Agama telah terlanjur kehilangan sifat universalnya. Nama, istilah dan segala atribut keagamaan telah menjadi benda-benda keramat yg memenjarakan para pemeluk agama dan mengubur nilai-nilai universal yg terkandung dalam suatu agama serta menghalangi para pemeluk agama dari melihat esensi yang sesungguhnya dari agama.

Pancasila hadir sebagai sebuah jawaban atas kondisi zaman yg demikian. Melalui Pancasila diharapkan para pemeluk agama dapat melihat dan menemukan kembali nilai-nilai universal dari agama meraka masing-masing. Yaitu, kemanusiaan yg adil dan beradab yg berlandaskan pd ketuhanan yg Esa. Yg dengannya mereka menjadi terbebas dari nama, istilah dan ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 709 | Added by: edy | Date: 2012-07-02 | Comments (0)

« 1 2 ... 15 16 17 18 19 20 21 »