Home » Nasionalisme Indonesia
Istilah 4 Pilar Kebangsaan Indonesia digunakan sebagai sebutan untuk empat hal yang sangat pokok yang menjadi penopang kebangsaan Indonesia, yaitu: Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 45, dan NKRI. Keempat hal tersebut memiliki kesalingterkaitan yang sangat erat satu dengan yang lainnya; saling menjelaskan, dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Dapat juga dikatakan bahwa keempat hal tersebut merupakan paham yang satu dalam empat wujud yang berbeda; dimana keempat hal tersebut memiliki esensi yang sama dan hadir untuk satu tujuan dan maksud yang sama. Yang satu menjadi tidak bermakna tanpa yang lainnya. Sehingga harus diyakini bahwa bangsa Indonesia baru dapat menjadi bangsa yang berdiri tegak dan kokoh jika kempat hal tersebut dipahami dengan baik dan dimplementasikan secara utuh dan menyeluruh.

Sosialisasi 4 Pilar yang dicanangkan oleh MPR-RI haruslah didukun ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 1140 | Added by: edy | Date: 2013-07-22 | Comments (0)

Mungkin dapat disebut pasti bahwa agama-agama yang ada hari ini, dalam sejarah perjalanannya dan dalam rentan waktu yang panjang yang dilaluinya itu, telah banyak menanamkan kepada para pengikutnya pemahaman-pemahaman yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap agama yang dianutnya. Dan tentu saja kita dapat menganggap sebagai sebuah kewajaran jika sebuah agama menanamkan dan menumbuhkembangkan rasa cinta dan rasa bangga para pengikutnya atas agama yang dianutnya itu. Bahkan jika suatu agama demi untuk mempertahankan loyalitas para penganutnya, kemudian menanamkan bahwa ajaran agama tersebut adalah satu-satu jalan yang menyelamatkan dan bahwa ajaran agamanya adalah ajaran terbaik, itu pun merupakan hal masih dapat kita maklumi. Namun walaupun hal-hal tersebut dapat dipandang sebagai sebuah kewajaran yang telah terjadi di masa-masa sebelum ini, tumbuhnya sikap-sikap eksklusifisme di kalangan para pemeluk agama adalah sebuah akibat negatif yang mesti menjadi perhatian serius setiap agama saat ini. 

Tidak harmonisnya hubungan antar uma ... Read more »
Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 755 | Added by: edy | Date: 2012-11-01 | Comments (0)

Berikut ini adalah ayat-ayat dari kitab suci berbagai agama tentang persatuan:

"Bahá'u 'lláh berkata, "Bumi hanyalah satu negara dan umat manusia adalah warganya," dan bahwa, sebagaimana diramalkan dalam semua kitab suci masa lalu, sekarang adalah saatnya bagi umat manusia untuk hidup dalam kesatuan."


"‎1 Petrus 1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu."

"Oleh karena itu, Kami tetapkan bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.. ” (QS. Al Maidah: 32)"

"Digha Nikaya I, 73 – Karaniyametta Sutta:
Bagaikan seorang ibu yang melindungi anaknya yang tunggal, sekalipun mengorbankan kehidupannya; demikian juga seha ... Read more »
Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 964 | Added by: edy | Date: 2012-08-23 | Comments (0)

Swami Vivekananda: Aku menerima semua agama yang datang dari masa lalu, aku dapat beribadah bersama-sama mereka; memuja Tuhan dengan setiap orang diantara mereka, dalam bentuk apapun Tuhan dipuja. Aku bisa mendatangi masjid kaum Muslim; aku bisa memasuki gereja kaum Nasrani dan berlutut di depan Salib Yesus; Aku bisa memasuki bidara kaum Buddhis dan akan berlindung pada Buddha dan Hukumnya. Aku bisa pergi ke dalam hutan dan duduk bermeditasi bersama kaum Hindu, yang sedang berusaha menemukan Cahaya yang dapat menerangi hati setiap orang. 

Bukan saja bisa melakukan itu semua, aku pun bisa membuat hatiku tetap membuka diri pada segala sesuatu yang kelak datang di masa depan. Apakah kitab suci Tuhan sudah tamat? Ataukah masih terdapat wahyu yang sedang berlangsung? Sebuah kitab yang menakjubkan - segala pengungkapan spiritual dari dunia ini. Kitab Injil, Veda, Qur'an dan berbagai kitab-kitab suci lainnya terdiri dari begitu banyak halaman, dan masih terdapat jumlah halaman yang tidak terbatas yang belum dibuka. Aku akan membiarkannya terbuka bagi semua orang.

... Read more »
Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 765 | Added by: edy | Date: 2012-07-07 | Comments (0)

Dalam hal pelaksanaan prosesi pernikahan, apakah seseorang hendak melangsungkan prosesi pernikahannya dengan tradisi adat Jawa, dengan tradisi adat Sunda, dengan tradisi adat Betawi, dengan tradisi adat Bima, dengan tradisi adat Batak, dengan tradisi adat Aceh, dengan tradisi adat Padang, atau dengan tradisi adat daerah manapun, semuanya boleh dan syah. Selama ada aqad nikah di dalamnya dan selama ada ijab kabul dan persaksiaan.

Menurut hemat saya, dalam kasus prosesi pernikahan tersebut di atas, kita dapat menarik pengertian tentang Bhineka Tunggal Ika. Tentang bagaimana yang beraneka ragam tersebut, sesungguhnya hakikinya adalah satu. Dan tentang bagaimana yang satu itu sesungguhnya dapat mewujud dalam ragam bentuk dan nama.

Dan saya rasa hal yang demikian itu juga berlaku dalam keragaman tradisi agama. Hemat saya, dengan tradisi agama manapun kita menyembah-Nya, kita memuji-Nya, mengagungkan-Nya, hal itu adalah boleh dan syah. Sejauh itu membuat kita makin dekat kepada-Nya dan membuat kita makin menjadi manusia yang baik dan berguna bagi sesama. Kita ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 755 | Added by: edy | Date: 2012-07-07 | Comments (0)

Muhamad SAW: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Al Bukhari).

Nampak dari hadist di atas bahwa yang menjadi concern Nabi Muhammad adalah di membangun akhlak manusia; di membangun moral; di membangun budi pekerti. Kita setuju untuk mengatakan bahwa Islam adalah jalan yang dipakai Nabi Muhammad untuk membangun ahlak manusia. Namun perlu kita cermati juga isi hadist di atas, dan kemudian bertanya kenapa kalimat yang dipilih beliau adalah membangun ahlak dan bukan membangun Islam, atau kalimat yang lain misalnya. Padahal jelas-jelas 23 tahun lamanya beliau tanpa lelah membangun dan membesarkan Islam. 

Hemat saya, kenapa kalimat tersebut yang dipilih adalah lantaran tidak ada yang lebih pent ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 628 | Added by: edy | Date: 2012-07-07 | Comments (0)

Kita menyebutnya kalung, menyebutnya gelang, menyebutnya cincin, menyebutnya anting, dan menyebutnya giwang adalah karena bentuk. Bentuklah yang telah membuat kita menyebutnya secara bebeda. Tentu kita dapat untuk sepakat bahwa kalung, gelang, cincin, anting dan giwang, mereka berbeda satu sama lainnya. Namun tentu kita juga tidak bisa untuk tidak sepakat bahwa esensi mereka adalah sama. Sama-sama emas. Teliti mereka satu persatu dan kita akan melihat esensi dari kesemuanya yang serupa. Atau lebur mereka dalam api peleburan dan saksikan mereka kembali ke jati diri mereka yang serupa.

Islam, Nasrani, Hindu, Buddha, dan Khonghucu punya esensi yang sama. Teliti, pelajari, dan kenali mereka satu persatu, atau beri jalan dan relakan mereka semua lebur dalam Pancasila. Kedua cara tersebut sama-sama akan menunjukkan kepada kita esensi mereka yang satu.

DAN PADA AKHIRNYA KITA SEMUA AKAN TAHU BAHWA PANCASILA ADALAH NILAI-NILAI HAKIKI DARI SETIAP AGAMA.

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 750 | Added by: edy | Date: 2012-07-06 | Comments (0)

Melalui sudut pandang Pancasila, di panggung Indonesia Raya ini, agama-agama dapat kita ibaratkan seperti beragam alat musik dalam sebuah orkestra. Masing-masing agama mewakili alat musik tertentu. Mereka semua jelas berbeda dan masing-masing mempunyai karakteristiknya tersendiri yang unik. Namun walaupun demikian perbedaan yang mereka miliki sesungguhnya hanyalah dalam bentuk dan karakteristiknya saja. Esensi mereka sesungguhnya sama adanya. Mereka mempunyai dan menghasilkan nada-nada yang sama. Dan ketika mereka bersedia bermain besama dalam satu irama yang sama, mereka akan menghasilkan irama musik yang jauh lebih meriah dan sempurna ketimbang mereka bermain sendiri-sendiri. Bayangkan jika dalam satu tempat yang sama dihadiri oleh para pemain musik dengan alat-alat musik mereka yang berbeda, dan mereka semua bermain dengan irama dan lagu mereka masing-masing. Kita bisa bayangkan betapa tidak enaknya dan bisingnya gema yang mereka hasilkan. 

Panggung Indonesia Raya ini memerlukan dirigen untuk mengharmonikan nada dan  irama dari semua yang menjadi ba ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 802 | Added by: edy | Date: 2012-07-03 | Comments (0)

Namanya adalah Roti. Dibuat dari tepung, mentega, telur, gula, sedikit garam, dan ragi. Meskipun ada tepung padanya, ada mentega, ada telur, ada gula, ada sedikit garam, dan ada ragi, namun saat telah menjadi roti, dia hanya boleh disebut roti. Tidak bisa dan tidak boleh disebut tepung, meskipun dari tepung ia dibuat. Tepung telah kehilangan dirinya, kehilangan identitasnya. Tidak bisa dan tidak boleh disebut mentega, meskipun terkandung mentega padanya. Tidak bisa dan tidak boleh juga disebut yang lainnya. Kesemuanya telah lebur, menyatu, kehilangan diri dan identitasnya. Mereka telah lahir dalam identitas baru mereka, yaitu roti. Dan ketika telah menjadi roti, mungkinkah kita dapat memisahkan kembali tepung dari roti? Mustahil! Dapatkah kita mencabut gula dari roti? Semua upaya tersebut hanya akan berujung pada kehancuran. 

Pancasila adalah Pancasila. Pancasila diformulasi dari kondisi dan perasaan rakyat Indonesia serta nilai-nilai yang terkandung dalam bangsa Indonesia. Pancasila tidak bisa disebut Islam atau milik Islam, meskipun pengaruh Islam dalam Pancasila cukup besar. Pancasila juga ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 769 | Added by: edy | Date: 2012-07-02 | Comments (0)

Umat manusia tidak bisa disatukan dalam dan atas nama suatu agama. Umat manusia hanya dapat disatukan dalam dan atas nama kemanusiaan yg adil dan beardab yg berlandaskan pada ketuhanan yg Maha Esa. Karena agama hari ini telah dipahami secara salah dan menyimpang oleh para penganutnya. Agama yang seharusnya menjadi alat pemersatu bagi umat manusia, malah seringkali menjadi sebab perpecahan umat manusia. Agama telah terlanjur kehilangan sifat universalnya. Nama, istilah dan segala atribut keagamaan telah menjadi benda-benda keramat yg memenjarakan para pemeluk agama dan mengubur nilai-nilai universal yg terkandung dalam suatu agama serta menghalangi para pemeluk agama dari melihat esensi yang sesungguhnya dari agama.

Pancasila hadir sebagai sebuah jawaban atas kondisi zaman yg demikian. Melalui Pancasila diharapkan para pemeluk agama dapat melihat dan menemukan kembali nilai-nilai universal dari agama meraka masing-masing. Yaitu, kemanusiaan yg adil dan beradab yg berlandaskan pd ketuhanan yg Esa. Yg dengannya mereka menjadi terbebas dari nama, istilah dan ... Read more »

Category: Nasionalisme Indonesia | Views: 707 | Added by: edy | Date: 2012-07-02 | Comments (0)

1 2 »