Home » 2014 » December » 24 » Siapa Yang Gila?
9:56 AM
Siapa Yang Gila?

A Story from Zedka

"Seorang tukang sihir yang sangat ampuh, yang ingin menghancurkan seluruh kerajaan, memasukkan ramuan ajaib ke dalam sumur tempat semua orang minum. Siapapun yang meminum air itu akan menjadi gila.

Keesokan harinya, semua orang minum dari sumur itu dan menjadi gila, kecuali raja beserta keluarganya, yang minum dari sumur lain. Raja sangat cemas dan berusaha mengendalikan masyarakat dengan mengeluarkan aturan yang menyangkut keamanan dan kesehatan umum. Namun polisi dan kepala polisi sudah meminum air dari sumur beracun itu, sehingga mereka berpikir aturan yang dibuat oleh raja itu aneh, dan mereka pun mengabaikannya.

Ketika mendengar tentang aturan tersebut, rakyat kerajaan itu merasa yakin raja sudah gila, sehingga memberi perintah yang tak masuk akal. Mereka mendatangi istana dan meminta raja turun takhta.

Merasa putus asa, raja pun siap turun takhta, namun ratu mencegahnya dan berkata: ‘Ayo kita minum dari sumur umum. Dengan demikian kita akan berlaku sama seperti mereka.’

Mereka pun melakukannya: Raja dan ratu minum air gila, dan seketika mereka pun melantur. Rakyat berubah pikiran: sekarang raja menjadi bijak, mengapa ia tidak dibiarkan saja memimpin?

Negeri itu pun hidup dengan damai, meskipun rakyatnya berperilaku berbeda dengan rakyat negeri tetangga. Dan raja memimpin sampai akhir hayatnya."

(A Story from Zedka, cited in Veronica Decides to Die by Paulo Coelho)

Cerita tersebut di atas membuat kita harus berpikir ulang tentang definisi "gila". Dalam sejarah peradaban manusia banyak sekali orang-orang besar yang dianggap gila pada masanya namun diakui sebagai manusia mulia dan berprestasi. Melalui kisah ini kita diajak untuk memahami bahwa definisi "gila" sangat bergantung dari ukuran-ukuran kewarasan yang dipahami secara umum dalam sebuah masyarakat. Ukuran-ukuran itulah yang menjadi dasar penghakiman suatu kelompok masyarakat terhadap seseorang. Dan ukuran-ukuran tersebut bersifat dinamis; selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Ketika ada seseorang yang muncul dengan sebuah pemikiran atau gagasan yang melampaui zaman tersebut, atau melampaui ilmu dan wawasan yang dimiliki masyarakat umum pada saat itu, maka sudah barang pasti ia akan disebut gila. Dengan ini sebenarnya dapat kita katakan bahwa sebuatan "gila" ini bisa menjadi sesuatu yang sangat-sangat subyektif dan juga tidaklah selalu berarti negatif. Seseorang tidaklah harus takut dengan gelar ini jika karena kebenaran yang terungkap padanya belumlah dapat diterima oleh masyarakat umum. Namun kebenaran tetaplah kebenaran yang cepat atau lambat akanlah juga diakui sebagai kebenaran. 

Category: Kumpulan Cerita | Views: 663 | Added by: edy | Tags: gila, cerita, filsafat | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
ComForm">
avatar