Home » 2014 » December » 22

Pikiran kita tentu saja bisa salah dalam mengukur mana yang baik dan mana yang buruk. Demikian juga halnya dengan perasaan kita yang bisa saja salah dalam menetapkan mana yang harusnya kita sukai dan mana yang harusnya tidak kita sukai. Perasaan terdalam kita sebenarnya hanya dapat merasa nyaman dan damai dengan kebenaran. Karenanya jika kita berbuat sesuatu yang kita pikir itu benar, padahal sebenarnya salah, akan ada perasaan tidak nyaman di hati terdalam kita. Namun ada kalanya perasaan kita tidak murni dan bercampur dengan nafsu dan ego. Dalam keadaan ini, kita dapat merasa nyaman dengan sesuatu, padahal logika akal kita berkata bahwa itu salah.

Category: Uncategory | Views: 692 | Added by: edy | Date: 2014-12-22 | Comments (0)

Ketika seorang manusia terlahir, ia terlahir dalam keadaan polos tanpa satupun keyakinan dan agama melekat padanya.

Saat manusia mati nanti dan menghadap kepada Sang Maha Pencipta, bukan apa nama agama yang dianutnya yang akan menghantarkannya ke surga melainkan amal perbuatannyalah yang menjadi kunci pembuka pintu surga untuknya.


Kita memang perlu untuk berbangga dengan agama yang kita anut, namun janganlah agama hanya menjadi bangga-banggaan semata.

Agama itu hadir untuk membentuk manusia-manusia penuh kebajikan.

Sesungguhnya mereka yang penuh kebajikan itulah manusia yang beragama itu, terlepas dari apapun nama agamanya.

Category: Uncategory | Views: 675 | Added by: edy | Date: 2014-12-22 | Comments (0)

Bergegas aku bersiap untuk datang menemuimu
Berdebar aku membiarkanmu terlalu lama menunggu
Meski ku tahu tiada tara kesabaran yang kau punya
Membuatmu kecewa adalah takut yang tetap saja mengganggu jiwa

Category: Puisi | Views: 717 | Added by: edy | Date: 2014-12-22 | Comments (0)

16. LISTEN IN DEPTH THE UPANISHADIC DECLARATIONS
Dengarkanlah pernyataan-pernyataan Upanishad

Kitab-kitab yang biasa disebut Upanishad, belasan dari ratusan yang pernah ada, merupakan "hasil dari upanishad”. Kitab-kitab itu bukanlah upanishad. Upanishad berarti "duduk bersama”. Duduk bersama mereka yang telah melihat, telah menyaksikan Kebenaran.

Banyak yang tahu tentang Kebenaran ; banyak pula yang bicara tentang-Nya, namun duduk bersama mereka tidak bisa disebut upanishad. Mereka belum "melihat” Kebenaran. Mereka belum "menyaksikan”-Nya. Sia-sia saja bila kita duduk bersama mereka. Pernyataan-pernyataan mereka tak akan membantu kita.

... Read more »

Category: 5 Steps to Awareness | Views: 556 | Added by: edy | Date: 2014-12-22 | Comments (0)