Home » 2012 » June » 28 » Ketuhanan dan Kemanusiaan
8:24 AM
Ketuhanan dan Kemanusiaan
Menurut fitrah atau gambar Allah-lah manusia diciptakan. Sehingga dengan itu, potensi Ilahi atau sifat-sifat keilahian ada dan terkandung di dalam diri setiap manusia. Dimana potensi ilahi atau sifat-sifat keilahian tersebutlah yang biasa kita kenal dengan istilah Neraca Keadilan, Sukma, Nurani, Suara Hati, Divine Matrix, Godspot, Atman dan beragam sebuatan lainnya. Terlepas dari apapun nama dan sebuatannya, energi itu ada di dalam diri setiap manusia, dan energi tersebutlah yang membuat manusia menjadi berbeda dengan binatang. Potensi ilahiah inilah sesungguhnya yang disebut dengan kemanusiaan manusia. Sifat sejatinya manusia; yang merupakan pancaran dari sifat-sifat Tuhan. Dan ketika manusia hidup dengan ukuran kemanusiaannya inilah, manusia menjadi sejalan dengan kehendak Allah.

Sebuah ungkapan populer yang sering kita dengar yang menyatakan bahwa siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya, adalah sebuah pernyataan yang memperkuat pemahaman kita bahwa ketuhanan dan kemanusiaan adalah bagaikan dua sisi dari satu koin yang sama. Saling menjelaskan satu sama lain. Siapa yang mengenal dirinya, dia mengenal Tuhannya; siapa yang mengenal Tuhannya, dia mengenal dirinya. Dengan kata lain, suara kemanusiaan yang ada dalam diri kita sesungguhnya adalah suara Tuhan. 

Melalui pemahaman ini kita diharapkan dapat melihat intisari yang harus menjadi dasar kehidupan kita manusia. Bahwa intisari dari kehidupan ini adalah membangun hubungan baik dengan Tuhan, dan membangun hubungan baik dengan manusia. Dalam islam istilah ini dikenal dengan sebuatan habluminallah dan habluminnas. Sedangkan dalam Al-Kitab istilah ini dikenal dengan istilah mencintai Allah dengan segenap hati dan mencitai sesama manusia seperti mencintai diri sendiri. Ya, inilah intisari kehidupan. Apapun hukum dan perarturan dalam kehidupan, semuanya haruslah mengacu dan mengarah ke sana.

Membangun hubungan baik dengan Allah dan membangun hubungan baik dengan sesama manusia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seseorang tidak bisa menyebut dirinya mencitai Allah sementara dia tidak mencitai sesama manusia. Mencitai Allah adalah tujuan, dan mencitai sesama manusia adalah jalan. Apalah arti tujuan tanpa jalan dan apalah arti jalan jika tak ada tujuan. Seseorang juga tidak bisa membangun hubungan baik kepada manusia tanpa sebuah niat demi untuk mencapai hubungan baik dengan Allah. Ketika hubungan baik kepada sesama manusia dibangun tidak dalam maksud membangun hubungan baik kepada Allah, hubungan tersebut dapat menjadi hubungan yang penuh dengan pamrih dan hambar tanpa ketulusan. 

Tujuan hidup terutama bagi manusia ada kembali kepada Allah. Kembali dalam keadaan penuh dengan keridhoan Allah. Tidak ada tujuan lain yang lebih besar bagi manusia selain dari mencapai keridhoan-Nya. Dan jalan satu-satunya bagi manusia untuk mencapai itu adalah dengan membangun hubungan baik dengan sesama manusia. Dengan menjadi manusia yang berguna bagai sesama. Melayani sesama manusia adalah jalan bagi kita untuk sampai kepada keridhoan Allah. Tidak ada jalan lain selain dari itu. Dan inilah intisari dari agama. Inilah hakekat dari menyembah dan mengagungkan Allah. Semua peraturan dan segala macam hal yang ada dalam agama adalah dalam rangka mencapai hal tersebut.
Category: 6000 - 5000 SM | Views: 837 | Added by: edy | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
ComForm">
avatar