Home » 2013 » June » 13 » Yang Berharga
12:46 PM
Yang Berharga
Segala sesuatu tentu mempunyai nilainya sendiri. Dan nilai segala sesuatu sangatlah relatif. Sangat bergantung kepada kita yang menilai. Menjadi relatifnya nilai sesuatu adalah karena setiap kita memiliki standar yang berbeda-beda dalam menilai. Dan karena dari itulah sesuatu yg dipandang sangat tinggi nilainya bagi seseorang, sangat mungkin menjadi sangat rendah nilainya bagi yang lain. Satu hal yang penting mengenai hal ini adalah bahwa kita harus tahu betul bahwa kita sangat mungkin salah dalam memberi nilai terhadap segala sesuatu yang ada. Dan tentu saja kesalahan kita dalam menilai akan sangat memberi pengaruh kepada diri dan kehidupan kita. Nilai yang kita tetapkan atas sesuatu, akan sangat mempengaruhi sikap kita terhadapnya. Jika sesuatu yang sangat rendah nilai sebenarnya, tapi kemudian karena kelemahan akal dan hati kita membuatnya bernilai tinggi bagi kita, tentu saja hal itu akan sangat buruk akibatnya bagi kita. Kita tahu apapun yang yang kita pandang bernilai tinggi, ia akan menjadi bagian dari kepingan hati kita. Ia akan mempengaruhi suka dan duka kita. Ia akan memperngaruhi arti hidup dan kebanggaan kita. Kita akan merasa rendah dan tidak bahagia tanpanya dan kita akan merasa tinggi dan bahagia dengan keberadaannya. Sehingga dengan itu, prihal menetapkan nilai terhadap sesuatu adalah benar-benar penting artinya. Kita benar-benar dituntun untuk berpandangan jernih dan bijak dalam hal ini. 

Kita tahu bahwa inti dari pencarian hidup kita adalah kedamaian atau kebahagiaan. Apapun yang kita kejar, entahkah itu materi, kedudukan, kekuasaan, nama, ketenaran dan hal-hal lainnya yang serupa itu, di balik semua itu sebanarnya kita sedang mengejar dan mencari kebahagiaan. Dan kebahagiaan dan kedamaian sebenarnya tidaklah tergantung pada benda dan materi, kebahagiaan yang berasal dari benda bukanlah kebahagiaan yg sejati; karena benda dan materi tidaklah kekal adanya. Kebahagiaan yang sejati sebenarnya ada di dalam hati. Adalah omong kosong memang jika kita katakan bahwa kita tidak memerlukan benda dan materi untuk menjadi bahagia. Benda dan materi tentu saja tidak bisa lepas dari bangunan kebahagiaan yang hendak kita bangun. Tapi bukanlah benda dan materi itu sumber dari kebahagiaan kita. Kebahagian kita haruslah bersumber dari hati. Dari hati yang mengetahui bahwa ada kekuatan maha dasyat yang berkuasa mutlak atau diri kita dan kehidupan ini; kekuatan yang maha pengasih dan maha suci yang membuat kita tidak mampu lagi untuk tidak merasa bahagia dengan mengihlaskan diri dan berserah sepenuhnya pada-Nya. 

Dengan kata lain, Tuhan dan hanya tuhanlah yang harus menjadi sentral kehidupan kita. Tidak ada satupun yang benar-benar penting dan berharga selain dari cinta dan keridhoan-Nya. Tuhanlah yang sebenarnya menjadi kerinduan hati kita, dan kita harus benar-benar menyadari akan hal itu. Kita harus tahu betul bahwa jika hati kita tidak menemukan-Nya. Tidak terkoneksi dengan cinta dan keridhoaan-Nya, kita tidak akan pernah benar-benar damai dan bahagia. Maka katakanlah: Tuhan Engakaulah yang telah menciptakanku, berasal dari cahayamulah cahaya hatiku, maka berilah jalan agar cahaya hatiku kembali menyatu dengan cahaya-Mu. Tuhan, jika aku harus menangis, biarlah aku menangis karena rinduku kepada-Mu. Jangan biarkan aku menangis untuk yang lain selain Engkau ya Allah. Jika aku harus gelisah, biarlah aku gelisah karena berharap cinta dan keridhoan-Mu dan jangan biarkan kegelisahanku hadir untuk alasan lain selain dari itu. Jika aku harus takut dan khawatir, biarkanlah aku takut dan khawatir kalau-kalau aku tidaklah layak untuk Engkau cintai dan jangan biarkan aku takut dan khawatir karena sebab lain selain dari itu. Tuhan, akulah hamba-Mu, akulah pencinta-Mu, biarkanlah aku bahagia karena pengabdian kepada-Mu dan biarkanlah aku damai karena perjuanganku untuk cinta dan keridhoan-Mu. Dan ijinkanlah aku untuk menikmati kebahagiaan dan kedamaian yang mendalam dalam sembah dan sujudku dihadapan-Mu.
Category: Tata Jiwa | Views: 757 | Added by: edy | Tags: akhirat, filsafat, ukuran | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
ComForm">
avatar