Home » 2013 » October » 16 » Melihat
1:42 PM
Melihat
Kepasrahan datang dari kegaiban, didalam satu momen yang tak terduga, ketika tidak ada ruang untuk pertanyaan mengapa atau bagaimana. Ketika momen itu tiba, maka yang dapat kita lakukan hanyalah melihat. Lepaskan segala yang kita anggap sebagai milik kita. Keberadaan ini datang dari ketiadaan, dari Allah. Terseraplah saat menyaksikan keindahan laut atau gerak awan-awan merah dilangit senja. Kini seluruh tarian dan nyanyian keberadaan itu memiliki makna yang tak bisa diungkapkan.

Terseraplah seperti seekor itik yang dengan gembira menceburkan tubuhnya ke sungai cinta– begitulah caranya mengungkapkan rasa bahagia. Terseraplah dalam keberadaan ini, dalam suasana senja yang manis ini, lalu masuki keheningan yang mengagumkan ini. Sepenuhnya berada disini! Mata kita mungkin melihat ke dalam hakikat benda-benda, namun kita akan merasakan kesatuan yang agung itu mengisi ruang-ruang kosong hati kita dengan keindahan yang tak terkata" 

Biarkan Sang Saksi melihat dengan mata kita, dan bukan dengan pikiran kita. Ketika kita melihat sesuatu, selama ini kita hanya melihat dengan pikiran kita, kita tidak benar-benar melihat, tetapi hanya memproyeksikan apa yang kita pikirkan kepada objek yang kita lihat. Melihat berarti terserap, keluar dari kurungan pikiran, dan menyatu dengan objek yang kita lihat. Pada saat itu objek bukanlah objek, tetapi subjek yang melihat subjek yang tengah melihat itu.

Aku melihat bintang timur disenja hari, dan bintang timur melihatku.

~ Bahauddin Walad 
Category: Puisi | Views: 756 | Added by: edy | Tags: kepasrahan, Bahauddin Walad | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
ComForm">
avatar