Pada suatu hari, Nasrudin meminjam sebuah kuali kepada seorang tetangganya. Lama tidak dikembalikan, sang tetangga pun mendatangi Nasrudin untuk meminta kembali kuali tersebut. "Kang udin, saya datang untuk mengambil kembali kuali yang Anda pinjam beberapa waktu lalu." Kata sang tetangga. "Oh iya, baik akan segera saya ambilkan". Jawab Nasrudin. Kemudian diserahkanlah kuali tersebut oleh Nasrudin kepada tetangganya. Tapi sang tetangga tadi terkejut ketika melihat bahwa ternyata di dalam kualinya itu ada sebuah kuali kecil. Bertannyalah sang tetangga tadi, "Kang, kok kualinya ada dua, bukankah kuali yang saya pinjamkan hanya satu?" betul, waktu saya pinjam kuali anda rupanya sedang hamil, dan kemarin malam kuali tersebut melahirkan dan itu yang kecil adalah anaknya. Walau tetangganya menganggap Nasrudin sudah gila atau dungu, ia senang karena mendapatkan dua kuali. Dan segera ia pun bergegas pulang membawa kuali tersebut. Dan ketika esok harinya Nasrudin meminjam kembali kuali yang dulu ia pinjam, si tetangga meminjami dengan sukacita dan berharap kualinya "beranak” lagi. Sehari, dua hari, berhari-hari Nasrudin tidak juga mengembalikan kuali tersebut. Akhirnya, si tetangga menagih. Oh, maafkan saya, waktu saya pinjam kuali Anda sudah dalam keadaan sakit dan semalam akhirnya ia meninggal. Saat ini kuali Anda sudah saya kuburkan di belakang rumah, Nasrudin menjelaskan sambil menangis. Tentu saja si tetangga marah besar dan berkata dengan nada kesal, mana ada kuali meninggal, kuali kan benda mati, kamu ini memang sudah gila. Lho, kata Nasrudin, beberapa waktu yang lalu waktu saya katakan kuali Anda melahirkan, Ada pencaya? Sang tetangga pun tersipu malu dan tidak bisa meneruskan marahnya kepada Nasrudin, dan dengan terpaksa harus menerima pernyataan Nasrudin yang mengatakan kualinya sudah meninggal.