Home » 2013 » June » 12 » Iri dan Dengki
9:48 AM
Iri dan Dengki
Iri dan dengki adalah sifat yang berbahaya dan sangat merusak. Karena jika seseorang telah terjangkit sifat ini ia dapat kehilangan akal sehatnya. Ia akan dikuasi oleh nafsunya atau lebih tepatnya terjangkitnya seseorang oleh sifat iri dan dengki adalah indikator nyata dari dikuasinya seseorang oleh hawa nafsunya. Oleh egonya.  

Iri dan dengki telah menjadi penyebab banyak kekacauan dalam kehidupan umat manusia. Kisah dua anak Adam; Habil dan Khabil, adalah salah satu contoh bagaimana iri dan dengki menghancurkan hubungan persaudaraan. Bagaimana iri dan dengki telah menutup akal Khabil dan melahirkan kejahatan. Bagaimana iri dan dengki telah merusak dan mengorbankan kehidupan orang lain dan tatanan hidup yang ada. Kisah Yusuf bin Yakub adalah salah satu contoh lain dari bagaimana daya rusak dari iri dan dengki tersebut. Iri dan dengki telah mendorong para saudara Yusuf berkomplot untuk membunuh Yusuf. Menceburkan Yusuf ke dalam sumur dan meninggalkannya begitu saja tanpa belas kasih. Iri dan dengan benar-benar berbahaya bagi kemanusiaan. Saking berbahayanya iri dan dengki, sampai-sampai salah satu ayat Quran mengajak kita untuk berdoa memohon perlindungan dari orang yang dengki.

Iri dan dengki bukan saja memiliki daya rusak yang hebat ke luar atau bagi orang lain, melainkan juga memiliki daya rusak yang dasyat ke dalam. Orang yang terjangkit iri dan dengki sudah barang tentu tidak akan dapat terakses dengan kedamaian batin. Ia akan hidup dalam kegelisahan dan penderitaan batin yang akan menggerus kemanusiaan dirinya.

Memang benar bahwa iri dan dengki ini dapat disebut sebagai hal yang manusiawi. Dimana setiap manusia mempunyai sifat dan rasa tersebut. Namun penting untuk kita pahami bahwa seperti api yang dapat berguna jika ia terkendali dan terkoorganisir, api juga memiliki potensi merusak yang sangat dasyat jika gagal dikendalikan. Dan semua itu sangat bergantung dari paradigma hidup yang kita miliki. Orang yang salah dalam memandang kehidupan ini akan sangat mudah dikuasai oleh iri dan dengki.  

Beberapa cara pandang penting yang harus kita miliki untuk dapat terhindar dari terjangkit iri dan dengki adalah:

1. Kehidupan dunia ini hanyalah fatamorgana dan segala kesenangannya bersifat sementara. Kebahagiaan bukan berasal dari seberapa banyaknya kita memiliki dunia. Kebahagiaan bukan berada di luar diri melainkan di dalam diri kita sendiri. Kehidupan dunia ini adalah kesenangan yang menipu dan kosong. Jika kita dapat memandang kehidupan dunia ini secara benar, kita tidak akan dapat terpancing untuk iri atau pun dengki dengan apa yang orang lain miliki. Kita akan berfokus pada menata diri dan menemukan kebahagiaan di dalam diri kita sendiri.

2. Kehidupan dunia ini dikuasai sepenuhnya oleh DIA yang Maha Adil. Dia yang Maha Suci yang tidak pernah dan tidak akan pernah mencurangi atau menzalimi seorangpun barang sedikitpun. Apa yang kita terima dalam hidup ini adalah setara dengan apa yang telah kita perbuat. Dan apa yang orang lain terima adalah setara dengan apa yang telah ia perbuat. Iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain adalah sebuah kebodohan. Iri dan dengki terhadap apa yang dimiliki orang lain adalah sebuah bentuk meragukan keadilan Tuhan Semesta Alam.

3. Jangan terjebak dalam kegiatan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, karena setiap manusia diciptakan dengan keunikannya sendiri. Menerima diri kita sebagaimana adanya adalah sebuah langkah yang bijaksana. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya adalah pondasi dari kebahagiaan. Dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain adalah sebuah tindakan bodoh yang mengundang penderitaan hidup yang panjang.

4. Bersyukur adalah kunci untuk terakses dengan kedamaian. Memperturuti keinginan adalah sebuah langkah keliru lantaran keinginan manusia adalah hal yang tidak memiliki titik akhir. Hawa nafsu manusia tidak pernah dapat untuk dipuaskan. Terpenuhinya sebuah keinginan akan melahirkan keinginan yang baru dan terus demikian tiada berujung. Membatasi keinginan atau bahkan melepaskan diri dari keinginan dan mensyukuri segala apa yang ada adalah bagian dari kebijaksanaan hidup. Dan dengan sendirinya hidup akan menjadi penuh kelimpahan.

5. Puncak kesempurnaan seseorang adalah ketika ia dapat mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri. Ilusi terbesar kehidupan adalah keperpisahan. Kita merasa terpisah dari orang lain dan bahkan merasa terpisah dari Tuhan Semesta Alam. Semua itu sesunggunya hanyalah ilusi. Kebersatuan dan kesalingterhubungan adalah realita yang mesti kita sadari. Manusia ditakdirkan untuk hidup bersama, untuk saling menjaga, saling melengkapi dan berbagi kebahagiaan satu dengan yang lainnya. Merasa diri bersaudara, terkoneksi, membuat kita dapat ikut berbahagia dengan kebahagiaan orang lain dan membuat kita mampu untuk mencintai orang lain layaknya kita mencintai diri kita sendiri.

Category: 6000 - 5000 SM | Views: 961 | Added by: edy | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
ComForm">
avatar