4. Renounce all desires in the mind
Bebaskan pikiranmu dari segala macam keinginan
Bukan saja keinginan untuk mendapatkan kedudukan dan ketenaran di dunia, keinginan untuk; memperoleh kapling di surga pun masih keinginan; keinginan untuk mati syahid pun keinginan; keinginan untuk menemukan Tuhan pun keinginan. Sesungguhnya keinginan-keinginan kita itu justru memisahkan kita dari-Nya. Keinginan untuk menemukan Tuhan justru menghilangkan Tuhan dari hidup kita, karena kita tidak dapat menemukan sesuatu yang tidak hilang. Hilangnya Tuhan dari hidup kita betul-betul karena keinginan kita untuk menemukan-Nya. Ajaib!
Bagaimana kita dapat mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, bagaimana sembah sujud kita dapat diterima oleh-Nya, bagaimana ibadah kita memperoleh makna, bila semua itu kita lakukan dengan keinginan untuk memperoleh imbalan!
Persembahan haruslah tanpa pamrih. Ibadah haruslah untuk memuliakan-Nya. Sujud semata-mata karena terpesona oleh kebesaran-Nya.
Kendati demikian, jangan menjadikan semua ini persoalan agama semata. Terjemahkan semuanya dalam keseharian hidup. Bekerja bukan untuk memperkaya diri, tetapi karena dunia ini adalah sebuah perusahaan milik-Nya. Kita senang dan bahagia karena memperoleh kesempatan sebagai pekerja. Tiba-tiba atasan kita pun berubah menjadi wakil-Nya. Dan, ketakadilan yang selama ini kita rasakan lenyap dalam sekejap. Apapun terjadi atas kehendak-Nya. Apalagi yang harus dikeluhkan ?
Berkaryalah dengan penuh semangat, dan yakinilah kebijakan-Nya. Ia tahu persis apa yang kita butuhkan, apa yang baik bagi diri kita. Ia akan melengkapinya sendiri tanpa kita minta. Jangan ragu, jangan bimbang, janganlah sekali-sekali menyangsikan hal ini.
Keraguan kita, kebimbangan kita, kesangsian kita adalah dosa terbesar. Itulah kesalahan kita yang terbesar. Karena dalam keraguan itu kita menyangsikan kebijaksanaan-Nya; karena dalam kebimbangan itu kita tidak percaya ketentuan-Nya bagi kita.